Mutiara Hadist

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Rabu, 18 Juli 2007

Meluruskan Shaf Dalam Shalat

Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya kamu sekalian meluruskan shaf-shafmu atau Allah memalingkan antara muka-mukamu."(HR: Bukhari)

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda: "Imam itu dijadikan untuk diikuti. Karena itu janganlah kamu menyalahinya. Apabila dia ruku, maka rukulah kamu. Apabila dia membaca Sami'allahu liman hamidah, maka bacalah Rabbana laka hamdu. Dan apabila dia sujud, maka sujudlah kamu. Apabila dia duduk, maka duduklah kamu semua. Dan luruskan shaf (barisan) dalam shalat, sesungguhnya meluruskan shaf itu sebaik-baik shalat." (HR: Bukhari)

Dari Anas bin Malik bahwasanya ia datang di Madinah lalu ditanyakan kepadanya: "Apakah ada sesuatu yang kamu ingkari (yakni suatu perbuatan) dari apa saja yang kita semua lakukan sejak hari kamu bergaul bersama Rasulullah saw.?" Ia berkata: "Aku tidak mendapatkan sesuatu perubahan kecuali kalian tidak meluruskan shaf (barisan) pada waktu shalat." (HR: Bukhari)


Dari tiga hadist ditas jelaslah bahwa meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat sesuatu keharusan klo boleh mungkin diwajibkan.

Ada sebuah pengalaman yang berhubungan dengan masalah meluruskan Shaf dalam Shalat.
Kisah ini terjadi di sebuah Kapal Penumpang milik PELNI, di kapal tersebut ada sebuah masjid di dek (lantai) 5, pada saat itu kebetulan jumlah penumpang yang naik sangat banyak sehingga kapasitas masjidpun tidak mampu untuk menampung jamaah yang hendak melaksanakan shalat Duhur pada saat itu.

"Para jamaah dimohon berdiri, tolong isi shaf-shaf yang masih kosong dan rapatkan shaf nya", begitu pengumuman yang disampaikan oleh pengurus Masjid At-Taawun nama mesjid itu. Setelah dilihatnya jamaah sudah merapatkan dan meluruskan Shafnya, "para jamaah silahkan duduk kembali" begitulah pengumuman berikutnya yang di umumkan karena memang waktu shalat belum masuk. Dan akhirnya giliran tiba shalat jamaah sudah siap dengan shaf yang rapat dan lurus.

Ini lain lagi kisahnya ketika shalat di mushola dekat kost (Kontrak Rumah) disaat iqomat telah dikumandangkan jamaah yang hanya berjumlah beberapa orang pun mengambil posisi masing-masing yaitu tepat di tengah-tengah sajadahnya (Karpet yang telah di bentuk seperti sajadah) masing-masing, yang otomatis jarak mamum yang satu dengan yang lainsangat jarang, jika seharusnya shaf itu jika di rapatkan mampu menampung 10-12 orang karena mengikuti sajadah tersebut hanya mampu menampung 5-6 orang saja.

Melihat seperti itu saya mencoba untuk merapatkan shaf sehingga kaki (jari kelingking kaki) menyentuh jari kelingking kaki jamaah samping saya. namun apa yang dikatakan "Mas inikan sudah satu-satu gak usah rapat-rapat dong!", kata jamaah tersebut yang notabene nya dia seorang haji. Bahkan ada salah satu ustad dalam ceramahnya mengatakan bahwa dia suka risih kalau ada jamaah yang shalat sampingnya lalu merapat padanya, dan masih banyak lagi pengalamn yang serupa mengenai hal meluruskan shaf dalam Shalat.


Ya, masalah rapat dan lurus shaf dalam shalat memang banyak kurang perhatian pada kebanyakan (maaf)muslim di Indonesia, dan ini menjadi salah satu keprihatinan kenapa dari hal yang kecil saja kita tidak mampu melakukannya?

Mungkin inilah penyebab tidak bersatunya umat islam dalam satu suara, satu tekad, satu jamaah, dan satu-satu yang lainnya. Terutama dalam menegakkan Kalimat Allah di muka bumi Indonesia ini, karena masih terpecah hati-hati mereka, ini terlihat dari cara-cara ia Shalat.

Bisa jadi ini adalah kurang pahamnya dan atau memang kebiasaan seperti itu sehingga ketika kita mencoba untuk meluruskannya merasa hal yang aneh.

Mari kita luruskan shaf shalat kita dari diri kita, semoga dengan lurus dan rapatnya shaf membuat hati-hati kita tertaut menjadi muslim kaffah. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar